JL.Raya Cipayung No.134 Pondok Terong Cipayung Depok Hub.Adi 0821 2514 0825 DWI 0857 1998 0941
PUSAT BISNIS SUSU HAJI SEHAT LAYANAN CEPAT DAN TERPERCAYA HUB.ADI SUSANTO 0821 2514 0825 DWI YULIANA 0857 1998 0941 BEBAS ONGKOS KIRIM

Kolostrum, Susu Istimewa untuk Bayi Baru Lahir





Kolostrum, Susu Istimewa untuk Bayi Baru Lahir
                
Kolostrum, Susu Istimewa untuk Bayi Baru Lahir

Banyaknya pilihan susu formula di pasaran, ditambah  perubahan gaya hidup  membuat para ibu zaman sekarang lebih memilih susu formula daripada ASI ekseklusif. Padahal ada satu zat penting untuk bayi yang tidak terdapat dalam susu formula. Zat tersebut adalah kolostrum. Apa itu kolostrum? kolostrum adalah susu istimewa yang diproduksi  pada trimester III kehamilan sampai dengan hari ketiga atau keempat setelah persalinan. Kolostrum ini biasanya berwarna kuning sampai oranye dan lengket serta tebal. Mempunyai kandungan lemak rendah sedangkan kaya akan karbohidrat, protein. Dan mengandung antibodi tinggi untuk menjaga kekebalan tubuh anak.
Kolostrum bekerja sebagai vaksin alamiah dan sangat aman untuk dikonsumsi bayi baru lahir. Kolostrum mengandung antibodi dalam jumlah cukup besar yang disebut Imunoglobin sekretorik A (IgA). IgA  merupakan zat baru pada bayi baru lahir. Sebelum bayi lahir, ia mendapat antibodi lain yang disebut IgG melalui Plasenta. IgG bekerja melalui sistem sirkulasi bayi sedangkan IgA melindungi bayi di tempat-tempat yang sering diserang kuman, yaitu selaput lendir di tenggorokan, paru, usus. Kolostrum sangat mudah untuk dicerna dan merupakan makanan bayi yang sangat sempurna. Kolostrum juga memiliki efek pencahar untuk bayi baru lahir sehingga membantu untuk mengeluarkan tinja untuk pertama kalinya.
Pengeluran tinja untuk pertama kali penting karena Billirubin yang berlebih pada tubuh bayi juga ikut dikeluarkan bersama tinja pertama. Billirubin yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kuning (Jaudince). Kolostrum tidak hanya menyediakan gizi sempurna untuk bayi baru lahir. Sejumlah sel-sel hidup untuk memberikan pertahanan pada bayi melawan kuman berbahaya juga tersedia pada kolostrum. Kadar kekebalan dalam kolostrum ini lebih tinggi daripada susu.
Kolostrum juga berperan penting untuk saluran cerna bayi. Karena usus bayi baru lahir biasanya Permeable atau berlubang, Kolostrum berfungsi untuk menambal lubang di saluran cerna. Dalam kolostrum juga terkandung kadar sel darah putih yang tinggi untuk memproteksi dan menghancurkan bakteri penyebab penyakit. Kolostrum dapat berubah menjadi susu yang lebih matang selama dua minggu pertama setelah bayi lahir. Pada masa transisi ini kadar antibodi dalam susu berkurang namun volume susu akan meningkat. Selama bayi memperoleh ASI, ia akan mendapat perlindungan karena bahan-bahan pelawan penyakit tidak ikut hilang bersama Kolostrum.
Kapasitas lambung bayi yang berusia satu hari sekitar 5-7 ml atau sebesar kelereng. Lambung bayi berusia satu hari tidak dapat meregang untuk menampung lebih banyak makanan. Karena dindingnya masih kaku, susu yang berlebih sering dikeluarkan lagi. Kolostrum merupakan jumlah takaran yang tepat untuk bayi berusia satu hari. Kolostrum mengandung Vitamin dan Mineral dengan kombinasi sempurna yang dibutuhkan metabolisme , pertumbuhan, dan perkembangan normal. Vitamin dan mineral berfungsi sebagai Co-Enzim untuk membantu proses kimiawi dalam tubuh berjalan dengan benar. Kolostrum mengandung asam amino yang merupakan protein pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Dengan banyaknya manfaat serta pentingnya Kolostrum untuk bayi baru lahir, seharusnya zat tersebut tidak digantikan oleh susu pengganti atau PASI. Tetapi karena banyaknya pilihan susu formula di pasaran serta anggapan seputar ASI membuat banyak para ibu tidak lagi memberikan ASI untuk anaknya. Seperti yang ditulis oleh Soetjiningsih dalam bukunya Tumbuh Kembang Anak (1997), Di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI secara ekseklusif pada bayi, karena kaum ibu lebih suka memberikan susu formula daripada ASI. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan ibu, penyakit ibu, serta ibu-ibu yang beranggapan apabila ibu menyusui maka payudara tidak indah lagi sehingga suami tidak sayang. Padahal segala nutrisi penting yang ada dalam ASI tidak bisa begitu saja digantikan oleh susu formula. ASI yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada para ibu untuk anaknya memang sudah sesuai takaran dan kebutuhan dari bayi itu sendiri. kandungan ASI dalam setiap payudara ibu berbeda-beda karena disesuaikan oleh kondisi bayi tersebut.
Kolostrum yang merupakan susu pertama sebelum ASI benar-benar matang bahkan sudah terkandung di dalam susu formula. Walaupun kolostrum tersebut bukan merupakan kolostrum dari ASI manusia melainkan kolostrum sapi. Penggunaan kolostrum sapi pada susu formula ini disebabkan karena ketika melahirkan, sapi menghasilkan kolostrum dalam jumlah banyak. Kolostrum sapi merupakan satu-satunya kolostrum yang mendekati atau mirip seperti kolostrum yang dihasilkan manusia. Kolostrum sapi juga dapat berguna bagi manusia atau makhluk mamalia yang menyusui lainnya. Kolostrum sapi bisa saja digunakan untuk menggantikan kolostrum dari ASI. Tetapi, tidak ada satupun kolostrum pengganti yang sesempurna kolostrum ASI. Bila tidak ada kondisi yang menghalangi ibu untuk menyusui bayi, maka berikanlah kolostrum terutama pada masa awal kelahiran.
Pemberian susu formula pada bayi sebaiknya bukan sebagai makanan utama, tetapi lebih kepada pelengkap gizi atau pendamping. Karena kondisi tubuh dan pencernaan bayi yang belum sempurna pada masa awal kelahiran, pemberian susu formula pada bayi baru lahir menjadi kurang cocok. Susu formula dapat diberikan ketika bayi berusia 6 bulan. Karena pada saat usia tersebut, kolostrum sudah berubah menjadi ASI dan kandungan Proteinnya sudah menurun. Bayi membutuhkan gizi pendamping lain seperti makanan yang mulai diberikan ketika bayi berusia 6 bulan dan susu formula untuk penunjang pertumbuhan bayi.
Pemberian susu formula pada bayi baru lahir nyatanya menimbulkan masalah kesehatan dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI. Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak-anak di negara berkembang masih tinggi. Lebih-lebih pada anak-anak yang sedang mendapat susu formula dibandingkan dengan anak yang sedang mendapat ASI. Meningkatnya penggunaan susu formula dapat menimbulkan berbagai masalah, misalnya kekurangan kalori protein tipe marasmus, moniliasis pada mulut, dan diare karena infeksi (soetjiingsih,1997). Bahkan pada penelitian lain juga menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula dapat mengalami kesakitan diare 10 kali lebih banyak yang menyebabkan angka kematian pada bayi. Infeksi usus karena bakteri dan jamur 4 kali lebih banyak, sariawan mulut karena jamur 6 kali lebih banyak. Penelitian di Jakarta memperlihatkan presentasi kegemukan atau obesitas terjadi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula sebesar 3,4% dan kerugian lain menurunnya  tingkat kekebalan terhadap asma dan alergi (Dwinda,2006).
Pemberian susu formula pada bayi yang seharusnya mendapatkan ASI menunjukkan bahwa kandungan zat-zat penting dalam ASI tidak bisa digantikan oleh susu formula. Apalagi untuk masalah kekebalan tubuh dan perlindungan organ-organ penting bayi baru lahir yang memang belum sempurna. Pemberian ASI pada bayi khususnya yang baru lahir selain melindungi organ penting, juga berfungsi untuk menenangkan bayi. Bayi yang baru lahir biasanya kaget karena lingkungan baru yang asing baginya. Pemberian ASI melalui sentuhan dari kulit ke kulit dapat menenangkan dan membuat bayi merasa nyaman. Lagipula, takaran ASI memang sudah sesuai untuk bayi dan sudah terjamin kebersihannya.